Episode 1
Awalnya bermula aku merasa perempuan tidak berguna dalam keluargaku,
karena menurutku aku selalu menyusahin buat mereka. tapi kadang aku merasa
merasa benci kepada mereka karena mereka memperlakukan aku seperti tidak
layaknya seorang gadis yang ingin dimanja dan ingin disayangi. tapi walaupun
begitu aku tetap berusaha agar aku dapat melewati semua cobaan ini.
Awalnya
keluargaku hidup aman dan tentram walaupun kehudupan kami sangat minim tetapi mereka
saling mengasihi satu sama yang lainnya bahkan bila ada kesusahan pasti adanya
saling tolong menolong. tapi itu semua tidak berjalan dengan mulus selamanya
kadang tuhan pasti memberi ujian terhadap kebahagiaan itu, agar tuhan tahu
sebesar mana kedua orangtuaku dapat melewati cobaan itu.
Semasa itu
aku masih kecil, kira2 masih berumur 10 tahun, aku belum terlalu mengenal mana
yang benar dan mana yang salah, dan semenjak itu pula ibuku mulai mendapatkan
pekerjaan jualan dipasar yang terdekat, ibuku mulai tidak memperhatikan
keluarga kami, malahan dia menyewa oranglain untuk menjaga kami. hari bertambah
hari, minggu bertambah minggu, dan bahkan bulan bertambah bulan usaha ibuku
mulai semakin maju bahkan uangnya pun semakin banyak. tapi yang membuat ayahku
kesal tiap uang dari usahanya tidak pernah nampak sedikitpun sama kami, malah
dia meminta lebih uang kepada ayah saya. yang katanya untuk lebih mengembangkan
usahanya dan meminta uang belanjaan kami sehari_hari. padahal pekerjaan ayah
saya hanya seorang wiraswasta yang gajinya tidak menetap. bahkan untuk
menambahi biaya kami, ayahku rela untuk kerja sampingan yaitu berladang. semasa
itu aku sangat kasihan melihat ayahku. tapi sebaliknya dengan ibuku, dia mulai
berubah derastis. seperti sebuah kepompong menjadi kupu_kupu. begitu pula
dengan ibuku, dia sudah memulai memakai style baru.
dulu yang
rambutnya panjang dan hitam, sekarang rambutnya dipendekkan dan mengikuti gaya
yang modren sewaktu dimasa itu. dan yang paling parahnya dia tidak sering_sering
dirumah. ayahku selalu memarahinya dan menegurnya tapi dia tidak pernah
memperdulikan dia. ibuku merasa dialah yang paling benar dan paling pekerja
keras, tapi dia tidak menyadari bahwa dia tidak memperlakukan uangnya dengan
baik. aku setaip malam selalu menangis karena tiap malam mendengar suara
menyedihkan, bahkan tetangga saja sudah bosan mendengar suara kedua orangtuaku
ini yang tiap malam selalu ribut. yang seharusnya malam adalah sebuah tempat
untuk istirahat dan untuk melepaskan lelah dengan merebahkan tubuh ketempat
tidur. Malah malam_malam tidak pernah dijalan dengan keadaan tenang. bahkan
tetangga saja sampai tidak suka melihat keluarga kami ini. betapa malaunya
diriku, yang apabila aku melewati kampung itu, selalu saja bertebaran mulut
yang tidak menyenangakan telinga. bukan hanya diilinkunganku tapi disekolah aku
juga disindir oleh teman_temanku. aku merasa seperti orang bodoh dan merasa
kesepian. malahan keluar rumah adalah sesuatu perbuatan yang tidak
menyenangkan. aku hanya bisa terdiam dirumah dan merenungi semua nasib ini.
malahan aku selalu berdoa kepada tuhan yang maha esa agar kejadian ini jangan
terulang lagi. tapi apa nyatanya sepertinya kali ini tuhan belum mendengar
doaku, menjelang malam adalah sesuatu hal yang menakutkan bagi aku. karena aku
harus mendengarkan kata_kata yang menggangu hati dan pikiranku, malahan aku
pernah berfikir untuk bisa mendamaikan mereka, tapi apalah yang bisa dilakukan
oleh seorang anak yang masih berumur 10 tahun, yang seharusnya anak seperti itu
belum mengetahui hal yang mengerikan seperti itu dan juga seharusnya
mendapatkan kasih sayang dari orang tua. tapi tiap malam aku selalu berdoa agar
memberikan jalan terbaik bagi mereka berdua. dan semejak itu pula ayahku
semakin suka minum tuak dan sering pulang malam bahkan pulang malam juga mau
mabuk. aku sangat stersslah masa itu melihat kelakuan kedua orangtuaku.
ntah apalah
dipikiran kedua orang tuaku ini. masaku sudah memasuki umur 12 tahun aku sudah
mulai dewasa, dan aku sudah mengerti sesuatu hal yang benar. tapi aku selalu
kasihan melihat ayahku yang selalu termenung dan sedih memikirkan ibuku, bahkan
ibuku tidak pernah menjaga kami lagi untung saja ada seorang keluarga kami yang
mau mengurusi kami yang masih kecil. tapi semenjak aku berumur 12 tahun aku
mulai menghibur ayahku, tapi ayahku selalu membuat wajahnya seakan_akan dia
tidak mempunyai penderitaan tapi aku tahu ayahku sangat sedih dan tertekan dan
juga tubuh ayaku mulai kurus dan seperti tidak diurus lagi. aku seakan _akan
bisa merasakan penderitaan ayahku, tapi aku tahu ayahku adalah seorang wanita
yang tegar dan bisa menghadapi semua ini.
dan suatu
malam lagi, aku terbangun dari tidurku, dan lagi_lagi ayahku dan ibuku lagi
berantem tapi kali ini perkelahianya sangat mengerikan karena dengan
menggunakan kekerasan, aku sangat terkejut dan ketakutan melihat dan mendengar
kejadian ini.karena kekerasan ini terus berlanjut akupun memberanikan diri
untuk keluar, aku tahu resiko ini sangat besar tapi aku harus memberanikan diri
unutk memberhentikan mereka. Akupun keluar dari kamar dan kedua orangtuaku pun
berhenti sementara dan akupun mulai mengeluarrkan kata_kata dan mengangis,
ayahkupun menangis melihat keadaanku sedangkan ibuku acuh tak acuh malah
mengusir ayahku dari rumah. Lalu karena melihat keadaanku, ayahkkupun dengan
rela hati keluar dari rumah. Dari situ aku menangis melihat ayahku dan
menariknya lalu dia membisikkan sesuatu sama aku, katanya” nak kamu jangan
memperdulikan ayahmu ini, ayah harap kamu selalu belajar dan tuntutlah ilmum
setinggi mungkin. Dan bila kamu menjadi anak yang sukses jangan lupakan ayah. Suatu
hari nanti ayah pasti akan datang kemari. Melihat kelakuan ibumu seperti ini
membuat ayah akan cepat mati, lebih baik kami untuk berpisah dulu untuk
menenangkan hati kami berdua” lalu ayahpun menangis dan……………………….
NB: Pembaca setia aku capek banget mengetiknya ne, masih banyak tugas aku. Aku janji bakalan melanjutkan cerita aku yang sangat menyedihkan ini.